OBOR PENANDA SEMANGAT
OBOR
PENANDA SEMANGAT
Pernahkah
kamu melihat pembukaan sebuah olimpiade?. Pada saat tersebut, kamu dapat
melihat para pelari yang membawa obor sambil berlari estafet sampai sebelum
akhirnya digunakan untuk menyalakan api di stadion.Begitu juga dengan
pelaksanaan Asian Games kali ini. Obor yang mempunyai desain campuran dari alat
beladiri asal betawi yaitu golok dan asal palembang yaitu skin.
Api
obor Asian Games ini diambil dari Stadion Nasional Dhyan Chand di New Delhi,
India pada 17 Juli. India merupakan tuan rumah pertama dalam penyelanggaraan
Asian Games pada tahun 1951. Api obor di sana dinyalakan dari cermin parabola
yang diarahkan langsung ke matahari.
Sampai
di Indonesia, api obor ini disatukan dengan api abadi dari Mrapen yang menurut
mitos yang beredar api ini sulit untuk mati bahkan jika terkena hujan. Setelah
dari Prambanan, Obor berkeliling di Stadion Sriwedari yang merupakan tempat
pertama kalinya PON (Pekan Olahraga Nasional) digelar.
Obor
ini kemudian diarak menuju Makam Presiden Soekarno, Gunung Bromo, Kawah
Ijen,Pantai Boom, Bali, Mataram, NTB, Raja Ampat, Makassar melalui Tanjung Bira,
Aceh, Danau Toba dan Bukit Tinggi, keliling Pulau Jawa, dan kemudian akan
mengikuti upacara bendera di Kepulauan Seribu. Pada saat penurunan Bendera
Merah Putih, tanggal 17 Agustus nanti, obor akan diserahkan dari Presiden ke
Ketua Inasgoc. Pada tanggal 18 Agustus Obor akan dibawa ke Stadion Gelora Bung
Karno oleh torch barrier bersama 2018 pelari lainnya. Api kemudian akan
dinyalakan oleh dua torch ambassador pada saat pembukan Asian Games 2018.
Obor
ini bisa menjadi lambang semangat yang membara yang dapat menginspirasi para
atlet untuk berjuang dengan semangat untuk mengharumkan bangsa dan negara. Obor
yang terus menyala juga dapat bererti semangat yang terus ada didalam diri yang
sulit untuk padam. Bukan hanya untuk para atlet, ini juga dapat menjadi suatu
simbol bagi kita untuk selalu mempunyai jiwa yang bersemangat apalagi dalam
berbuat kebaikan dan berbuat hal-hal benar.
Komentar
Posting Komentar